Forum Guru Belajar Bersama (FGBB) Sekolah Sukma Bangsa Lhokseumawe
SEKOLAH SUKMA BANGSA LHOKSEUMAWE
Training Teaching Methods and Didactics
Annisa Aris Tantya & Mudzofir
KEGIATAN :
Energizer
Giving quotes
Forming groups (colour groups)
Discussing with groups
Making concept map
Forming another group by mentioning “dang, ding, dong”
Playing “Kahoot” games
Fulfilling “Kahoot” survey
Celebration
TUJUAN :
Mengenalkan beragam strategi dan metode dalam mengajar
Mengaplikasikan strategi dan metode mengajar di dalam kelas
PROSES KEGIATAN :
Energizer (naik delman)
Salah satu kegiatan yang kita lakukan dalam mengawali kegiatan sharing tentang pendidikan di finland yaitu kami memberikan energizer. Pada kesempatan kali ini kami memberikan energizer naik delman. Tujuan dari energizer ini yaitu meningkatkan motivasi peserta selama mengikuti kegiatan.
Giving quotes
Kegiatan selanjutnya yaitu, peserta memberikan salah satu kata mutiara, kata-kata bijak atau bahkan kata kata motivasi yang bertujuan untuk membakar semangat mereka selama kegiatan ini. Bukan hanya itu saja memberikan quotes juga bisa melatih peserta supaya terbiasa speak up dan tidak mental blok.
Forming groups (colour groups)
Setelah masing-masing peserta mengungkapkan kata-kata motivasinya dan memperoleh masing-masing satu nama, peserta di minta untuk melihat slide yang berisi nama-nama tokoh dunia di bidang sastra, sains, dan sosial dan mengklasifikasikannya ke dalam beberapa warna. Nama-nama dengan warna MERAH bergabung dalam satu kelompok, begitu pula dengan warna BIRU, HIJAU, dll. Metode ini digunakan untuk membagi peserta ke dalam kelompok.
Setiap kelompok beranggotakan 3 sampai 4 orang. Ketika melihat nama di papan slide dan mencocokkan dengan bidang keahliannya, beberapa peserta terlihat bingung. Beberapa peserta tidak berada di kelompok yang sesuai dengan rumpunnya. Kemudian trainers menginstruksikan kepada masing masing kelompok untuk berkumpul di tempat yang sudah disediakan..
Discussing with groups and making concept maps
Setelah setiap kelompok berada di posisinya, trainers meminta setiap kelompok untuk menentukan satu topik yang berhubungan dengan mata pelajaran yang di ampunya, lalu membuat peta konsep tentang hal-hal yang berhubungan dengan topik yang dipilih.
Pada awalnya peserta terlihat bingung dengan tugas yang diberikan, namun ketika trainers memberikan contoh peta konsep dan mengulang kembali instruksi secara singkat, peserta terlihat lebih paham. Trainers memberikan waktu 30 menit untuk mendiskusikan dan menyelesaikan peta konsep tersebut. Selama proses diskusi, peserta terlihat enjoy dan saling berbagi informasi dengan temannya. Peserta juga mencari bantuan dari sumber belajar lain, seperti internet, untuk lebih memperkaya peta konsepnya. Berdasarkan evaluasi bersama, waktu yang diberikan trainers untuk menyelesaikan peta konsep masih kurang karena peserta lebih dominan membuat hiasan di hasil kerjanya ketimbang memberikan konten yang lebih luas untuk peta konsepnya. Terbukti saat waktu sudah semakin menipis beberapa kelompok masih sibuk memperindah peta konsepnya.
Setelah selesai berdiskusi dengan kelompoknya, trainers membentuk kelompok baru dengan memberikan sebutan “dang, ding, atau dong” ke setiap individu di setiap kelompok. Anggota kelompok dengan sebutan dong bergabung dengan dong.
Setelah peserta berada di kelompok barunya, trainers menginstruksikan bahwa selanjutnya setiap kelompok harus mengelilingi hasil kerja dari kelompok awal (hasil peta konsep). Ketika berkeliling, apabila salah satu peserta di dalam kelompok mendapati kertas kerjanya, peserta tersebut berkewajiban untuk menjelaskan hasil peta konsepnya kepada teman-teman di kelompok barunya. Begitu seterusnya sampai semua hasil kerja di kelompok awal habis dikelilingi dan setiap anggota kelompok selesai menjelaskan hasil kerjanya tersebut.
Selama proses mengelilingi hasil kerja peserta (peta konsep), peserta terlihat saling berbagi informasi tentang hasil diskusi sebelumnya. Peserta tampak lebih antusias dan aktif. Terkait dengan hal ini, sesuai dengan tujuan metode ini yang menuntut peserta untuk terlibat aktif. Metode ini memberikan setiap peserta kesepatan untuk mengutarakan pendapat dan pemahamannya pada hasil diskusi sebelumnya.
Playing “Kahoot” games
https://kahoot.it/#/
Fulfilling “Kahoot” survey
Setelah bermain di Kahoot, peserta diminta kembali masuk ke Kahoot untuk mengisi survey. Survey ini terdiri dari 12 pertanyaan. Kegiatan ini bertujuan untuk mengevaluasi dan melakukan perbaikan kegiatan FGBB di kemudian hari.
Celebration
Kegiatan berikutnya adalah dengan memutar video zumba yang diikuti oleh trainers dan para peserta. Seluruh peserta tampak senang dan meninkmati video yang disuguhkan. Peserta menari dan bergoyang bersama. Kegiatan di akhiri dengan mengisi “Expression Wall” dan hasil menunjukkan bahwa kegiatan hari ini berjalan lancar meskipun masih perlu banyak latihan, khususnya dalam pemberian instruksi.
EVALUASI PERBAIKAN UNTUK KEGIATAN FGBB BERIKUTNYA
Fasilitator : Nisa & Dzofir
Materi : Teaching Methods and Didactic
_____________________________________________________________________________________
1. Mekanisme lebih sistematis. Tujuan pembelajaran harus dijelaskan di awal. Instruksi masih harus disistematiskan lagi. Misalnya; ketika pembagian kelompok, peserta diminta duduk dulu dan pemateri menyampaikan instruksi. Selesai instruksi, baru peserta diminta berdiri satu per satu untuk mengambil nama tokohnya.
2. Menyampaikan instruksi saat keadaan sudah tenang atau kondusif.
3. Saat peserta menyampaikan “quote” sebaiknya divideokan. Banyak “quote” yang disampaikan peserta bagus sebagai motivasi dan inspirasi akan tetapi peserta tidak mendengarkan satu sama lainnya.
4. Petugas untuk dokumentasi harus selalu stand-by.
5. Fasilitator terlihat saling berebut dalam menyampaikan instruksi.
6. Memperhatikan penulisan nama tokoh di kartun, jangan sampai ada yang salah, contoh Plato ditulis Pluto..
7. Instruksi dalam membuat mind-mapping harus clear.
8. Pada dasarnya didactic adalah variasi metode dan strategi yang digunakan ketika mengajar. Jadi, sediakan waktu 5 menit atau 10 menit sebelum survey untuk menyebutkan review strategi yang sudah diaplikasikan (dalam kasus ini mind mapping) secara singkat saja (seperti kesimpulan).
9. Masih ada yang terlewatkan ketika menyampaikan instruksi. Oleh karena itu masih harus banyak latihan.
10. Manfaat membuat mind-mapping juga harus dijelaskan agar kawan-kawan berpikir kritis.
11. Sebaiknya untuk ke depan, instruksinya untuk berdiskusi terlebih dahulu, setelah itu diberi kesempatan untuk mengambil material untuk menulis hasil diskusi dan menghiasnya untuk dipamerkan.
12. Lebih focus kepada strategi dibanding kepada content, karena tidak semua peserta paham materi yang dibahas, sehingga penjelasan tentang content kurang mendalam.
Comments
Post a Comment